1.Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.
Jenis-jenis resistor
Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.
Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka
Bentuk dan symbol Fixed resistor :
Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya diantaranya adalah :
Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.
2. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
Bentuk dan symbol variable resistor :
Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.
Rheostat
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
Preset Resistor (Trimpot)
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
3. Thermistor (Thermal Resistor)
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Bentuk dan symbol thermistor :
4. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LD:
Bentuk dan symbol LDR :
2.Kapasitor
PENGERTIAN KAPASITOR
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan listrik medan listrik sampai batas waktu tertentu, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan arus listrik yang terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik, seperti keramik, gelas, vakum, dan lain-lain. Kapasitor ditemukan pertama kali oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9×1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Kapasitor disebut juga kondensator. Kata “kondensator” pertama kali disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Italia “condensatore”), yaitu kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik.
Seperti halnya resistor, kapasitor juga tergolong ke dalam komponen pasif elektronika.
FUNGSI KAPASITOR
Berikut ini adalah fungsi kapasitor yang terdapat dalam sebuah rangkaian/sistem elektronika:
- Berfungsi untuk menyimpan muatan listrik/elektron yang disebut dengan kapasitansi.
- Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada power supply).
- Sebagai filter/penyaring dalam rangkaian power supply.
- Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena.
- Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.
- Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar
- Untuk arus DC berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
- Perata tegangan DC pada pengubah AC to DC.
- Pembangkit gelombang AC atau oscilator, dan sebagainya.
Beberapa ilmuan menyatakan bahwa jika sebuah kapasitor yang diberi tegangan 1 volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coloumb maka dikatakan bahwa kapasitor tersebut memiliki kapasitansi 1 farad. Berikut secara matematis,jika dinyatakan secara rumus:
C = Q/V
C = Nilai kapasitansi,dalam F (Fared)
Q = Muatan elektron,dalam C (Coloumb)
V = Besar Tegangan,dalam V (Volt)
Dalam perhitunganya, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas daerah pelat metal(A), Jarak antara kedua pelat metal (t), serta konstanta bahan elektrik (K). Secara matematis,dapat dituliskan seperti berikut:
C = (8,85x10-12)(KA/t)
JENIS - JENIS KAPASITOR
1. Kapasitor Elektrostatis
Kapasitor jenis ini terbuat dari bahan keramik, film, dan mika. Namun banyak yang menggunakan bahan jenis keramik dan mika karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan yang lain. Kapasitor jenis ini termasuk dalam kapasitor nonpolar.
2. Kapasitor Elektrolitik
Kapasitor jenis ini terbuat dari lapisan metal-oksida. Pada
umumnya kapasitor jenis ini dalam pembuatannya menggunakan proses yang disebut denga elektrolisis, sehingga dapat terbentuk kutub positif dan kutub negatif.
3. Kapasitor Elektrokimia
Kapasitor yang terbuat dari campuran larutan atau bahan kimia ke-dalamnya. Contoh kapasitor jenis ini dapat kita jumpai di sekitar kita seperti baterai dan accumulator (aki). Baterai dan aki memiliki tingkat kebocoran arus yang sangat kecil dan kapaitansi yang besar.
Berikut adalah nama kapasitor beserta gambarnya :
CARA KERJA KAPASITOR
Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Muatan positif dan negatif akan berkumpul pada kedua ujung berlainan tersebut apabila kedua ujung metal (elektroda) dihubungkan dengan sumber tegangan.
Muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.
3. Kapasitor Elektrokimia
Kapasitor yang terbuat dari campuran larutan atau bahan kimia ke-dalamnya. Contoh kapasitor jenis ini dapat kita jumpai di sekitar kita seperti baterai dan accumulator (aki). Baterai dan aki memiliki tingkat kebocoran arus yang sangat kecil dan kapaitansi yang besar.
Dalam rangkaian elektronika, kapasitor terbagi menjadi 2 macam, yaitu kapasitor polar dan non polar.
Kapasitor Polar adalah jenis kapasitor yang mempunyai dua kutub dan mempunyai polaritas positif atau negatif. Kapasitor ini terbuat dari bahan elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar jika dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik.
Kapasitor Polar adalah jenis kapasitor yang mempunyai dua kutub dan mempunyai polaritas positif atau negatif. Kapasitor ini terbuat dari bahan elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar jika dibandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik.
Kapasitor Non Polar adalah sebuah kapasitor yang tidak memiliki polaritas postif dan negatif pada kedua kutubnya. Kapasitor ini juga dapat kita gunakan secara terbalik. Kapasitor jenis ini biasanya memiliki nilai kapasitansi yang kecil karena terbuat dari bahan keramik dan mika.
Walau saja kedua jenis kapasitor ini banyak digunakan untuk menyimpan muatan listrik, namun masih banyak perbedaan dari kedua jenis tersebut, yaitu adalah bahan yang digunakan dan juga fungsi kegunaannya dalam sehari-hari.
Walau saja kedua jenis kapasitor ini banyak digunakan untuk menyimpan muatan listrik, namun masih banyak perbedaan dari kedua jenis tersebut, yaitu adalah bahan yang digunakan dan juga fungsi kegunaannya dalam sehari-hari.
Berikut adalah nama kapasitor beserta gambarnya :
CARA KERJA KAPASITOR
Adapun cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Muatan positif dan negatif akan berkumpul pada kedua ujung berlainan tersebut apabila kedua ujung metal (elektroda) dihubungkan dengan sumber tegangan.
Muatan-muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif, dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Apabila kapasitor sudah penuh terisi arus listrik, maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi. Begitu seterusnya.
3.Transistor
PENGERTIAN TRANSISTOR
Transistor merupakan komponen elektronika pertama yang membuat duniaelektronika klasik menjadi elektronika modern.
Didalam sebuah transistor merupakan susunan beberapa dioda, berdasar jenis sambungan diodanya transistor dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. BJT ( Bipolar Juction Transistor), dan
2. FET ( Field Effect Transistor)
JENIS DAN MACAM TRANSISTOR
Mari kita bahas satu persatu jenis transistor diatas.
1. BJT (BIPOLAR JUCTION TRANSISTOR)
BJT memiliki dua dioda yang kutub positif dan negatifnya berhimpitan, serta memiliki3 buah terminal yaitu:
– emitter (E),
– kolektor (C), dan
– basis (B).
– kolektor (C), dan
– basis (B).
BJT dapat di bagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:
Huruf n dan p pada transistor jenis ini menunjukkan pembawa muatan mayoritas pada daerah yang berbeda pada transistor.
Arus kecil yang melalui basis pada emiter dikuatkan di keluaran kolektor. Dengan kata lain transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari tegangan emiter.
Tanda panah pada simbol diletakkan pada kaki emiter dan menunjuk keluar (arah aliran arus konvensional ketika piranti di bias maju).
b. PNP (Positiv Negative Positive)
Transistor PNP terdiri dari satu lapisan semi konduktor tipe n di antara dua lapisansemikonduktor tipe p.
Arus kecil yang meninggalkan basis pada mode tunggal emiter dikuatkan di keluaran kolektor. Dengan kata lain transistor PNP hidup ketika tegangan basis lbih rendah daripada tegangan emiter.
Tanda panah pada simbol diletakkan pada emiter dan menunjuk ke dalam.
2. FET ( FIELD EFFECT TRANSISTOR)
FET menggunakan medan listrik untuk mengendalikan konduktifitas suatu kanal dari pembawa, muatan tunggal dalam semi konduktor.
FET memiliki 3 terminal, yaitu
– source (S),
– Gate (G) dan
– Drain (D).
Jenis transistor FET dapat dibagi menjadi:
– source (S),
– Gate (G) dan
– Drain (D).
Jenis transistor FET dapat dibagi menjadi:
1. JFET (Junction FET), dengan metode mempertemukan antara p – n yang di panjar guna memisahkan Gate dan Body.
2. MOSFET ( Metal Oxide Semiconductor FET), menempatkan isolator di antara Gate dan Body.
3. MESFET ( Metal Semiconductor FET) , pertemuan antara p dan n pada JFET digantikan denganpenghalang Schottky, yang digunakan pada GaAs dan semikonduktor lainya.
4. HEMT (High Electron Mobility Transistor/ Transistor yang memiliki pergerakan elektron yang tinggi), disebut juga HFET ( Heterostructure FET, FET Struktur Campuran), isolator antar gate dan body dibentuk dari material yang memiliki lebar celah berbeda.
5. FREDFET (Fast Reverse/ Recovery Epitaxial Diode FET, FET dioda Eitaksial Cepat Balik/ Pulih). FET di desain khusus untuk memperlancr / mempercepat pemulihan dioda pada body.
6. ISFET (Ion Sensitive FET/ FET Sensitif Ion) , digunakan untuk mengukur konsentrasi ion pada larutan. Ketika konsentrasi ion (pH) berubah, arus mengalir pada transistor akan juga berubah.
7. DNAFET, adalah FET khusus yang berfungsi sebagai biosensor dengan menggunakan gerbang (gate) yang di buat dari molekul salah satu helai dari DNA untuk mendeteksi helaian DNA yang sesuai/cocok.
8. IGBT ( insulated Gate Transistor / Transistor Dua kutub gerbang dan isolasi). Sebuah peranti pengndali daya tinggi. IGBT memiliki struktur yang mirip MOSFET dan di gandengkan dengan kanal konduksi utama yang mirip transistor 2 kutub. IGBT sering digunakan pada tegangan operasi antara 200 s/d 3.000 volt. MOSFET merupakan peranti utama yang digunakan pada tegangan antara 1 s/d 200 volt.
Tabel pengujian Transistor menggunakan Multimeter
2. MOSFET ( Metal Oxide Semiconductor FET), menempatkan isolator di antara Gate dan Body.
3. MESFET ( Metal Semiconductor FET) , pertemuan antara p dan n pada JFET digantikan denganpenghalang Schottky, yang digunakan pada GaAs dan semikonduktor lainya.
4. HEMT (High Electron Mobility Transistor/ Transistor yang memiliki pergerakan elektron yang tinggi), disebut juga HFET ( Heterostructure FET, FET Struktur Campuran), isolator antar gate dan body dibentuk dari material yang memiliki lebar celah berbeda.
5. FREDFET (Fast Reverse/ Recovery Epitaxial Diode FET, FET dioda Eitaksial Cepat Balik/ Pulih). FET di desain khusus untuk memperlancr / mempercepat pemulihan dioda pada body.
6. ISFET (Ion Sensitive FET/ FET Sensitif Ion) , digunakan untuk mengukur konsentrasi ion pada larutan. Ketika konsentrasi ion (pH) berubah, arus mengalir pada transistor akan juga berubah.
7. DNAFET, adalah FET khusus yang berfungsi sebagai biosensor dengan menggunakan gerbang (gate) yang di buat dari molekul salah satu helai dari DNA untuk mendeteksi helaian DNA yang sesuai/cocok.
8. IGBT ( insulated Gate Transistor / Transistor Dua kutub gerbang dan isolasi). Sebuah peranti pengndali daya tinggi. IGBT memiliki struktur yang mirip MOSFET dan di gandengkan dengan kanal konduksi utama yang mirip transistor 2 kutub. IGBT sering digunakan pada tegangan operasi antara 200 s/d 3.000 volt. MOSFET merupakan peranti utama yang digunakan pada tegangan antara 1 s/d 200 volt.
Tabel pengujian Transistor menggunakan Multimeter
No
|
Transistor
| |||||
NPN
|
PNP
| |||||
Kabel colok
|
Jarum Multimeter
|
Kabel colok
|
Jarum Multimeter
| |||
Positif
|
Negatif
|
Positif
|
Negatif
| |||
1
|
B
|
C
|
Tidak bergerak
|
B
|
C
|
Bergerak
|
2
|
B
|
E
|
Tidak bergerak
|
B
|
E
|
Bergerak
|
3
|
C
|
B
|
Bergerak
|
C
|
B
|
Tidak bergerak
|
4
|
E
|
B
|
Bergerak
|
E
|
B
|
Tidak bergerak
|
5
|
C
|
E
|
Tidak bergerak
|
C
|
E
|
Tidak bergerak
|
6
|
E
|
C
|
Tidak bergerak
|
E
|
C
|
Tidak bergerak
|
4.Dioda
Perkembangan teknologi pada era modern ini telah mebawa pengaruh besar terhadap kemajuan dalam proses pembuatan dioda. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya dioda yang memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Setiap dioda tersebut memiliki fungsinya masing-masing di dalam sistem elektronik.
Sebelum lebih jauh membahas macam-macam dioda, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan dioda dan bagaimana cara kerjanya.
Dioda adalah sebuah komponen elektronika semikonduktor yang terdiri dari 1 buah junctionatau persambungan P-N, atau juga sering disebut sebagai komponen yang terdiri dari 2 lapisan semikonduktor P (positif) dan N (negatif). Dioda memiliki fungsi untuk menghantarkan arus listrik pada saat bias maju (forward bias) dan menghambat arus listrik pada saat bias balik (reverse bias).
Bias maju atau forward bias terjadi ketika Anoda dioda diberi tegangan positif dan Katoda dioda diberi tegangan negatif. Sebaliknya, jika Anoda dibei tegangan negatif dan katoda diberi tegangan positif, maka akan terjadi bias yang dinamakan bias balik atau reverse bias.
1. Dioda Biasa
Dioda ini adalah yang paling sering kita jumpai diberbagi perangkat elektronik. Simbol dan bentuk dioda dapat Anda lihat pada gambar di atas. Bentuk simbolnya menujukkan karakteristik dioda itu sendiri. Gamabr segitiga pada simbol menunjukkan arah aliran arus listrik dan garis lurus menujukkan bahwa arus listrik dari arah yang berlawanan tidak bisa melewati dioda.
Dioda mempunyai dua terminal, yaitu terminal positif yang disebut anoda dan terminal negatif yang disebut katoda. Pada komponen dioda terdapat sebuah garis yang dibuat agar sesuai dengan simbol dioda dan membantu mengetahui posisi terminal anoda dan katoda. Karena jika posisi kaki dioda terbalik maka piranti elektronik tidak bisa menyala.
a. Sebagai Saklar
Dioda dapat digunakan sebagi saklar, dengan cara mengatur bentuk tegangan luar yang diberikan pada kedua terminal dioda. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa saat forward bias dioda akan mengalirkan arus listrik dan saat reverse bias dioda akan memutus aliran listrik. Dimana cara kerja dioda ini mirip dengan fungsi saklar pada umumnya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Pada gambar diatas secara berurutan adalah (a) simbol dioda, (b) karakteristik dioda, (c) karakteristik dioda ideal jika difungsikan sebagai saklar. Sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar (c) nilai iD (arus dioda) bernilai ≠ nol (ON) jika tegangan anoda lebih positif daripada tegangan katoda. Sedangkan iD akan bernilai 0 (OFF) jika tegangan katoda lebih negatif daripada tegangan tegangan katoda.
b. Sebagai Rectifier (Penyearah)
Selain sebagai switch atau saklar dioda juga memiliki fungsi utama sebagai penyearah arus listrik. Seperti yang telah dijelaskan diatas, jika ada arus yang melewati kutub dengan arah yang salah akan distop sehingga tidak bisa lewat. Karena karakteristik yang unik inilah sehingga dioda dapat dipakai mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus satu arah (DC).
Untuk menyearahkan arus AC menjadi DC secara penuh satu gelaombang maka dibutuhkan 4 buah dioda jika menggunakan transformator non-CT (center tap). Bentuk rangkaian elektronik penyearah satu gelombang penuh (full wave rectifier) dapat Anda lihat pada gambar di atas.
2. Dioda Bridge
Dioda bridge sebenarnya fungsinya tidak jauh berbeda dengan dioda lainnya. Hanya saja dioda ini memiliki kelebihan dalam kemudahan pemakaiaanya. Jika kita ingin membuat penyearah satu gelaombang penuh dibutuhkan 4 buah dioda, maka dengan dioda jauh lebih mudah karena hanya dibutuhkan 1 buah dioda bridge saja.
Hal ini bisa dilakukan karena di dalam dioda bridge sudah berisi 4 buah dioda yang berguna untuk mengubah arus bolak balik (AC) menjadi arus searah (DC). Cara kerjanya pun sama seperti rangkaian full wave rectifier dengan 4 dioda. Hanya saja pemasangannya lebih mudah karena sudah tertata rapi, sehingga tidak perlu mengatur susunan dioda satu-persatu.
Bentuk dioda bridge sangat bervariasi mulai dari berbentuk bulat, tipis seperti sisir, dan berbentuk kotak seperti meja. Pada setiap dioda bridge terdapat 4 buah terminal yaitu 2 terminal sebagi input sumber listrik AC dan 2 terminal output DC dengan polaritas positif dan negatif. Untuk lebih jelasnya dapat Anda lihat pada gambar di atas.
3. Dioda Zener
Dioda zener adalah salah satu jenis dioda yang dibuat dengan cara tertentu sebhingga bisa bekerja pada rangkaian reverse bias. Karakteristik pada rangkaian bias balik berbeda dengan dioda biasa, namun pada rangkaian bias maju karakteristik dan fungsinya sama seperti dioda biasa.
Dioda zener mampu mengalirkan arus listrik yang arahnya berlawan dengan syarat tengangan yang diberikan harus melampaui batas tegangan rusak (breakdown voltage) dioda. Pada umumnya dioda zener dipasang secara terbalik sesuai prinsip reverse bias dan berfungsi sebagai voltage regulator atau pengatur tegangan.
Sebagai contoh, jika kita memasang dioda zener dengan tegangan 2,8 V pada rangkaian dengan sumber tegangan sebesar 24 V maka ketika melewati dioda zener yang dipasang secara bias balik tegangannya akan turun. Nilai tegangan akan terus sama seperti nilai tegangan dioda.
4. Light Emitting Diode (LED)
Light emitting diode adalah dioda sambungan sambungan semikonduktor P-N yang jika dipasang secara forward bias maka akan mengeluarkan cahaya tampak. Simbol dan bentuk dioda bisa Anda lihat pada gambar di atas. Simbol LED bentuk hampir sama dengan simboldioda normal, hanya saja terdapat 2 panah sebagai simbol bahwa LED mengemisikan cahaya.
Jika LED dipasang secara reverse bias maka komponen tersebut tidak akan mengeluarkan cahaya. Penggunaan LED secara reverse bias akan menyebabkan LED menjdi cepat rusak. LED biasa digunakan sebagai indikator pada rangkaian elektronik.
5. Photo Diode (PD)
Photo diode merupakan dioda sambungan P-N yang jika dikenai cahaya maka tahanan baliknya akan berubah menjadi lebih kecil sehingga arus listrik bisa melewatinya. Dalam keadaan gelap atau tidak ada cahaya nilai tahanan baliknya sangat besar sehingga tidak menghantarkan arus listrik.
Bentuk simbol PD hampir sama dengan bentuk simbol LED, hanya saja arah panahnya terbalik. Hal tersebut menunjukkan sifat PD yang jika dikenai cahaya maka akan mampu menghantarkan arus listrik. Dalam rangkaian elektronik dioda ini haruslah dipasang secara reverse bias.
6. Dioda Varactor
Dioda varactor adalah dioda semikonduktor dengan sambungan P-N yang dirancang khusus sehingga mempunyai sifat kapasitansi ketika dipasang pada rangkaian sesuai prinsip reverse bias. Dioda varactor juga biasa disebt sebgai dioda variabel kapasitansi (variable capacitance diode) atau varicap diode. Dioda jenis ini biasa digunakan pada rangkaian elektronik seperti pada ponsel, radio, dan televisi.
Bentuk simbol dioda varactor berbentuk seperti gabungan antara simbol dioda dan kapasitor. Hal tersebut sesuai dengan fungsi dioda varactor. Dalam memilih dioda varikap perlu diperhatikan beberapa spesifikasi yaitu minimum voltage break down (V), power dissipation(mW), nilai kapasitansi dioda (pF), dan maximum peak current (A).
7. Dioda Tunnel
Dioda tunnel adalah jenis dioda semikonduktor dengan sambungan P-N yang diancang khusus sehingga mempu membentuk daerah deplesi menjadi sangat sempit. Hal tersebut bisa terjadi karena dioda tunnel diberi pengotor berat 1000 kali lebih banyak dibandingkan dioda pada umumnya.